Lintasfakta.info – Liverpool saat ini sedang mengalami periode paling mengkhawatirkan sejak awal era kesuksesan modern mereka. Kekalahan telak 3-0 dari Nottingham Forest di Anfield pada Sabtu (22 November 2025) bukan sekadar hasil buruk, melainkan pukulan telak yang dengan kejam mengungkap parahnya krisis sang juara bertahan Liga Primer musim ini.
Hanya dalam dua belas pertandingan, tim asuhan Arne Slot telah menelan enam kekalahan – angka yang benar-benar menghancurkan dominasi musim lalu.
Menurut data Opta, dua kekalahan beruntun dengan selisih tiga gol atau lebih melawan Bournemouth dan Nottingham Forest merupakan rekor yang buruk.
Rekrutan Mahal Liverpool yang Melempem
Situasi ini menyoroti penurunan drastis performa tim yang, beberapa bulan lalu, begitu kuat hingga memenangkan kejuaraan dengan mudah.
Salt telah menuai banyak pujian karena memenangkan gelar musim lalu tanpa merekrut pemain baru. Ketika klub akhirnya menginvestasikan dana yang cukup besar, sekitar £450 juta, pada musim panas ini, ekspektasi meningkat pesat. Perekrutan dua pemain baru yang mahal, Florian Wirtz dan Alexander Isak, yang keduanya di datangkan dengan harga lebih dari £100 juta, seharusnya dapat meningkatkan kedalaman dan kualitas skuad secara signifikan.
Sayangnya, kenyataan jauh dari harapan: Keduanya belum menyumbang gol atau assist di liga. Situasi Isak bahkan lebih mengkhawatirkan, karena ia memiliki rekor negatif dan merupakan pemain Liverpool pertama yang kalah dalam empat pertandingan pertamanya di Liga Primer sejak awal.
Isak juga menghadapi kritik atas kondisi fisiknya yang di anggap kurang optimal setelah absen dalam latihan pramusim akibat transfer paksa dari Newcastle. Namun, sulit untuk menyalahkan hanya satu pemain.
Masalah Kompleks Liverpool
Masalah Liverpool jauh lebih kompleks dan meluas. Musim lalu, The Reds hanya kalah empat kali di liga; mereka mencapai jumlah tersebut sebelum Desember musim ini.
Pertahanan, yang dulu menjadi fondasi tim, kini goyah, setelah kebobolan 20 gol dalam 12 pertandingan – hampir setengah dari total gol yang mereka kebobolan musim lalu.
Absennya Trent Alexander-Arnold juga terbukti sangat merugikan. Meskipun sering di kritik atas kinerjanya di lini pertahanan, kontribusi kreatifnya selama sembilan tahun di tim utama sulit tergantikan.
Jerémie Frimpong, yang di sebut-sebut sebagai penerus Trent, sejauh ini gagal menunjukkan konsistensi.kekalahan telak melawan Nottingham Forest – sebuah indikasi jelas dari kebingungan taktis di dalam skuad.
Sementara itu, performa Mohamed Salah juga sedang di sorot. Kurangnya dukungan dari pemain baru membuat beban penyerangan semakin berat bagi superstar Mesir itu.
Liverpool Juara Bertahan Terburuk
Liverpool saat ini berada di posisi ke-11, tertinggal delapan poin dari pemuncak klasemen Arsenal dan masih memiliki satu pertandingan tersisa. Statistik menunjukkan mereka menjadi juara bertahan Liga Primer keempat yang menelan enam kekalahan dalam dua belas pertandingan pertama mereka.
Mengingat tekanan yang semakin besar dari publik dan media, Liverpool perlu segera menemukan solusi. Performa yang tidak konsisten, pemain baru yang belum memberikan dampak, dan penurunan kualitas secara kolektif merupakan masalah yang harus segera di atasi.