Rencana Serie A menggelar laga Milan vs Como di Australia menuai kritik dari Rabiot, tapi langsung di balas tajam oleh CEO liga, Luigi De Siervo
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5371626/original/067063400_1759707678-Pemain_AC_Milan__Adrien_Rabiot.jpg)
Serie A membuat langkah berani dengan mengumumkan rencana menggelar pertandingan AC Milan melawan Como di Perth, Australia. Laga ini akan menjadi sejarah baru karena menjadi pertandingan Serie A pertama yang di mainkan di luar Italia. Keputusan ini di sebut sebagai bagian dari strategi untuk memperluas pasar dan mempromosikan sepak bola Italia secara global.
Pertandingan tersebut di jadwalkan berlangsung pada Februari 2026, dengan izin khusus dari UEFA. Otoritas sepak bola Eropa itu menyebut keputusan ini di ambil karena “keadaan luar biasa”, mengingat San Siro akan di gunakan untuk Olimpiade Musim Dingin 2026 pada akhir pekan yang sama. Meski begitu, langkah ini langsung menimbulkan pro dan kontra di kalangan pemain dan penggemar.
Sebagian pihak menilai langkah itu positif untuk menumbuhkan pamor Serie A di luar negeri. Namun, banyak pula yang menilai laga sejauh 14 ribu kilometer dari Italia akan menambah beban fisik para pemain di tengah jadwal padat. Kritik paling keras justru datang dari salah satu pemain top Serie A sendiri, Adrien Rabiot.
Pemain AC Milan asal Prancis itu melontarkan pernyataan pedas soal rencana tersebut, menilai ide membawa Serie A ke Australia sama sekali tidak masuk akal. Komentarnya langsung menjadi bahan perdebatan panas di media dan dunia sepak bola Italia.
Rabiot Sebut Ide Serie A ke Australia Gila
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5349201/original/048276000_1757915680-adrien_rabiot_milan_bologna_torbjorn_heggem_ap_luca_bruno.jpg)
Adrien Rabiot tidak menahan diri ketika di minta pendapatnya soal keputusan Serie A itu. Dalam wawancara dengan Le Figaro, ia menyebut rencana laga Milan vs Como di Perth sebagai langkah yang ‘benar-benar gila’. Gelandang Prancis itu menilai keputusan itu lebih di dorong oleh motif komersial ketimbang alasan olahraga.
Menurutnya, tidak masuk akal jika pemain harus terbang belasan ribu kilometer hanya untuk pertandingan domestik. Rabiot menilai keputusan tersebut akan menambah kelelahan di tengah padatnya jadwal kompetisi dan turnamen internasional. “Ini benar-benar gila. Ini adalah perjanjian finansial untuk memberikan visibilitas kepada liga, hal-hal yang berada di luar jangkauan kami,” ucapnya.
Komentar itu langsung menarik perhatian publik dan menjadi simbol perlawanan pemain terhadap beban jadwal yang semakin berat. Banyak yang menilai Rabiot berani menyuarakan hal yang selama ini di rasakan banyak pesepak bola lain. Namun, pendapatnya juga di anggap menentang arah kebijakan besar Serie A untuk menembus pasar global.
Reaksi terhadap pernyataan Rabiot pun muncul dari berbagai pihak. Tetapi yang paling keras datang dari pucuk pimpinan Serie A sendiri, Luigi De Siervo, yang merasa komentar itu terlalu menyudutkan liga dan tidak mencerminkan realitas bisnis sepak bola modern.
CEO Serie A Serang Balik, Singgung Soal Uang
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5359412/original/048510600_1758661227-ac-milan-vs-lecce-1.jpg)
CEO Serie A, Luigi De Siervo, langsung menanggapi keras ucapan Rabiot. Dalam pernyataannya di sela-sela pertemuan liga di Stadio Olimpico, De Siervo menilai kritik pemain asal Prancis itu tidak berdasar dan bersifat egois. Ia menegaskan bahwa pemain sekelas Rabiot seharusnya memahami keseimbangan antara tuntutan olahraga dan ekspansi global sepak bola Italia.
“Kemarahan Rabiot tentang AC Milan-Como di Australia? Ia lupa, seperti semua pesepakbola yang berpenghasilan jutaan euro, bahwa mereka dibayar untuk melakukan sesuatu, hanya bermain sepak bola,” ujar De Siervo tegas, seperti di lansir Goal.
“Ia seharusnya menghargai uang yang di perolehnya dan bersikap lebih akomodatif kepada perusahaannya, AC Milan, yang telah menyetujui dan mendorong agar pertandingan ini di mainkan di luar negeri.”
Menurut De Siervo, langkah ini bukan semata urusan komersial, melainkan strategi besar untuk memperkenalkan Serie A ke pasar global. Ia juga menegaskan bahwa para pemain top dunia perlu memahami bahwa pengorbanan seperti ini merupakan bagian dari tanggung jawab profesional mereka.
(Le Figaro/Goal)