
Lintasfakta.info – Pertandingan Chelsea vs Arsenal pada akhir pekan ini bukan sekadar duel dua tim papan atas Premier League. Laga di Stamford Bridge itu menjadi momentum penting bagi Enzo Maresca untuk menjawab berbagai pertanyaan besar yang muncul seiring meningkatnya ekspektasi terhadap Chelsea.
Arsenal memimpin klasemen dengan 29 poin dari 12 pertandingan, sedangkan Chelsea mengejar di posisi kedua dengan 23 poin. Selisih enam poin itu bisa dipangkas bila The Blues berhasil memenangkan laga kandang ini. Akan tetapi, tugas Maresca tidak mudah mengingat lawannya memiliki pertahanan terbaik di liga dan produktivitas gol yang impresif.
Ini adalah ujian terberat Chelsea sejauh musim berjalan. Maresca harus mengambil keputusan tepat, mulai dari komposisi lini serang, antisipasi ancaman Martin Odegaard, hingga mengatasi bola mati Arsenal yang berbahaya.
Bagaimana Cara Menembus Pertahanan Terbaik Premier League
Arsenal racikan Mikel Arteta baru kebobolan enam gol musim ini—paling sedikit di antara seluruh kontestan Premier League. Tantangan Maresca semakin besar karena ia harus menentukan susunan lini depan secara cermat.
Chelsea telah mencetak 41 gol dalam 19 pertandingan di semua kompetisi, hanya kalah dari Arsenal. Namun, bagaimana Maresca mengatur pola serangan dapat menjadi penentu.
Masalah lain muncul pada posisi striker. Chelsea baru mendapatkan satu gol dari penyerang No.9 di Premier League sejauh ini, baik itu Liam Delap, Marc Guiu, maupun Pedro. Maresca sempat sukses menggunakan Pedro Neto sebagai false nine saat melawan Barcelona, sementara gol perdana Delap di Liga Champions memberi dorongan moral sebelum duel melawan Arsenal.
Keputusan besar lainnya adalah soal Estevao. Ia tampil gemilang saat menghadapi Barcelona dan mencetak gol spektakuler. Namun, Maresca sejak awal berhati-hati memberi menit bermain kepada pemain 18 tahun itu. Kini yang menjadi pertanyaan: apakah ini saatnya mempercayai sang remaja pada laga sepenting ini?
Bagaimana Mengatasi Ancaman Odegaard dan Serangan The Gunners
Arsenal bukan hanya tangguh bertahan, tetapi juga menjadi tim tersubur di liga. Potensi kembalinya Martin Odegaard membuat tantangan semakin berat. Musim lalu, ia mengirim umpan untuk gol Gabriel Martinelli di Stamford Bridge serta memberikan assist dari sepak pojok untuk gol penentu Mikel Merino di Emirates.
Jika Odegaard belum siap bermain penuh, Arsenal masih punya Eberechi Eze yang tengah panas setelah mencetak hattrick di Derby London Utara dan berkontribusi saat melawan Bayern Munchen. Kedalaman skuad Arsenal begitu mengerikan, apalagi Kai Havertz dan Viktor Gyokeres juga sedang berusaha pulih tepat waktu.
Di belakang, Trevoh Chalobah dan Wesley Fofana berpeluang tampil sebagai duet utama setelah Chelsea tidak pernah memainkan pasangan bek tengah yang sama dalam 12 laga beruntun.
Mampukah The Blues Meraih Kemenangan Sensasional, Sekali Lagi
Chelsea sudah mencatatkan kemenangan sensasional musim ini: 3-0 atas Barcelona, 2-1 atas juara bertahan Premier League, Liverpool, dan 3-0 atas pemegang gelar Liga Champions, PSG, di final Piala Dunia Antarklub. Maresca merasa wajar bila ia menginginkan lebih banyak pengakuan.
Namun, setiap pertandingan di Chelsea memiliki tekanan dan bobot besar. Duel kontra Arsenal ini bukan hanya soal poin, melainkan juga arah perburuan gelar. Chelsea baru menang sekali dalam 11 pertemuan liga terakhir melawan Arsenal, sedangkan tim Arteta tidak terkalahkan dalam enam lawatan terakhir ke Stamford Bridge.
Jika Maresca mampu menemukan formula yang tepat untuk mengalahkan Arsenal, narasi musim bisa berubah. Chelsea bukan sekadar pesaing—mereka bisa menjadi penantang serius gelar Premier League.