Lintasfakta.info – Optimisme yang terbangun di Anfield setelah kemenangan atas Aston Villa dan Real Madrid menguap di Manchester. Liverpool tidak hanya kalah dari City, tetapi mereka kehilangan segalanya: secara taktik, intensitas, dan mental.
Kekalahan 0-3 ini adalah yang terburuk di era Arne Slot dan pertama kalinya The Reds gagal mencetak gol di Liga Primer dalam hampir 14 bulan.
Tim yang mendominasi melawan Madrid beberapa hari sebelumnya kini tampak tak berdaya melawan City yang sedang dalam performa sempurna, merayakan pertandingan ke-1.000 Pep Guardiola sebagai manajer.
Saya akui situasinya kritis. “Hal terakhir yang perlu saya pikirkan saat ini adalah perebutan gelar. Faktanya, kami berada di posisi kedelapan,” katanya setelah pertandingan.
Lini Belakang Goyah, Mental Tandang Rapuh
Kekalahan di Etihad memperpanjang rekor tandang Liverpool yang buruk. Mereka belum meraih satu poin pun dalam empat kunjungan terakhir mereka di Liga Primer ke Crystal Palace, Chelsea, Brentford, dan kini Manchester City. Terakhir kali situasi buruk ini terjadi adalah pada tahun 2012 di bawah asuhan Kenny Dalglish.
Masalah terbesar Liverpool saat ini bukan hanya hasil, tetapi juga cara mereka kalah. Pertahanan mereka rapuh, setelah kebobolan 17 gol dalam 11 pertandingan, lebih buruk dari Fulham yang berada di posisi ke-15. Setahun yang lalu, pada titik yang sama, mereka hanya kebobolan enam gol.
Ibrahima Konate menjadi sorotan setelah dua kesalahannya berujung pada gol dari Erling Haaland. Performanya yang semakin tidak konsisten telah menimbulkan pertanyaan, terutama dengan kontraknya yang belum pasti.
Liverpool dikabarkan kehilangan momentum dalam memperkuat posisi bek tengah mereka selama bursa transfer musim panas, termasuk peluang untuk merekrut Marc Guehi dari Crystal Palace.
Dari Juara ke Krisis Identitas
Lima kekalahan dalam 11 pertandingan pertama mereka membuat Liverpool hanya bayang-bayang juara musim lalu. Slot menyatakan bahwa fokus utamanya bukan lagi perebutan gelar juara, melainkan peningkatan mentalitas tim saat bermain tandang.
Ada anggapan bahwa The Reds kini lebih cocok berkompetisi di Liga Champions daripada Liga Primer, terutama dengan transisi yang sedang berlangsung. Namun, jika performa tandang tidak segera membaik, bahkan kualifikasi Eropa mereka pun terancam.
Kemenangan atas Villa dan Madrid terbukti hanya jeda singkat dari badai yang jauh lebih besar.