Lintasfakta.info – Setelah kekalahan 2-1 dari Real Madrid dalam El Clásico di Santiago Bernabéu akhir pekan lalu, Barcelona berada dalam periode yang sulit. Hasil ini membuat tim Hansi Flick tertinggal lima poin dari Los Blancos di klasemen La Liga. Situasi ini meningkatkan tekanan bagi sang pelatih, yang terus mencari keseimbangan yang tepat dalam skuadnya.
Kekalahan tersebut mengungkap beberapa kelemahan dalam permainan Blaugrana, terutama terkait ruang dan efektivitas pressing mereka. Cedera beberapa pemain kunci memang berperan, tetapi banyak yang percaya masalah terbesar terletak pada sistem Flick.
Satu suara yang menyerukan perubahan datang dari mantan pelatih dan legenda Barcelona, Carles Rexach. Ia yakin sudah waktunya bagi Flick untuk bereksperimen dengan formasi baru agar tim dapat kembali stabil dan efisien di semua level.
Saatnya Kembali ke Formasi 4-4-2
Rexach yakin kelemahan Barcelona saat ini bukan terletak pada jumlah bek, melainkan pada celah yang terlalu lebar di antara lini pertahanan mereka. Ia menekankan bagaimana Real Madrid memanfaatkan celah ini untuk menciptakan bahaya.
“Saya pikir mereka ingin menekan pertahanan lawan, tetapi mereka kurang efektif. Selain lini pertahanan itu sendiri, jarak antar lini juga seharusnya memadai, sekitar sepuluh meter. Jika tidak, celah besar akan terbuka di antara lini, dan Madrid memanfaatkannya dengan menyisakan begitu banyak ruang,” tulis Rexach dalam kolomnya untuk Mundo Deportivo.
Ia yakin Barcelona seharusnya kembali bermain dengan empat gelandang dalam formasi 4-4-2 berbentuk berlian. Ini akan memungkinkan mereka untuk lebih dominan dalam penguasaan bola dan menutup ruang ketika kehilangan bola di lini tengah.
“Dalam situasi seperti ini, menurut saya, Barça seharusnya bermain dengan empat gelandang dalam formasi 4-4-2, tetapi dengan formasi berlian. Jika Barça kehilangan bola di lini tengah sekarang, lawan memiliki peluang emas. Di laga Clásico, mereka terselamatkan oleh posisi offside; jika tidak, itu akan menjadi peluang mencetak gol yang pasti,” lanjutnya.
Masalah Posisi dan Koordinasi Barcelona
Rexach menekankan bahwa meskipun strategi pressing Barcelona cukup agresif, koordinasi mereka dengan lini pertahanan belum optimal. “Mereka menekan dengan keras, tetapi terlalu jauh dari pertahanan. Melawan Real Madrid yang tangguh, mereka hanya perlu memainkan bola-bola panjang, dan pertandingan akan ditentukan,” kata Rexach.
Ia menekankan bahwa masalahnya bukan tentang menurunkan lebih banyak pemain bertahan, melainkan tentang menempatkan pemain berdekatan untuk menutup ruang. “Ini bukan tentang memperkuat pertahanan, tetapi tentang penempatan posisi yang tepat di lapangan. Agar rekan satu tim dapat menutup ruang, mereka harus berdekatan. Madrid, misalnya, menugaskan seorang pemain untuk menjaga Pedri, dan itu memengaruhi permainan mereka,” tambahnya.
Flick sendiri juga berbicara tentang pentingnya penempatan posisi sebelum kemenangan Liga Champions melawan Olympiacos. Ia menyoroti bagaimana kesalahan dalam menekan lawan membuka ruang bagi lawan. “Itu membuat kami kesulitan bertahan,” kata pelatih asal Jerman itu.
Flick kini berada di bawah tekanan untuk menemukan solusi sebelum jarak dengan Real Madrid semakin melebar. Perubahan formasi bisa jadi jawabannya, tetapi juga menimbulkan risiko baru bagi upaya bangkit Barcelona.