Yang paling membekas adalah sikap kontroversial Garnacho yang meninggalkan kesan negatif sebelum angkat kaki dari Manchester.

Alejandro Garnacho saat di perkenalkan sebagai pemain Chelsea. (X/Chelsea)
Liputan6.com, Jakarta Manchester United akan menjamu Chelsea pada pekan ke-5 Premier League 2025/2026, Sabtu (20/9) malam WIB. Laga ini bukan sekadar big match, tetapi juga menjadi panggung kepulangan Alejandro Garnacho ke Old Trafford.
Kepindahan Garnacho ke Chelsea pada musim panas lalu meninggalkan luka bagi para penggemar Setan Merah. Pemain berusia 21 tahun itu di lepas dengan banderol £40 juta setelah hubungannya dengan pelatih Ruben Amorim memburuk.
Namun, yang paling membekas adalah sikap kontroversial Garnacho yang meninggalkan kesan negatif sebelum angkat kaki dari Manchester.
Alhasil, atmosfer panas di perkirakan akan mengiringi setiap sentuhan bola Garnacho di Old Trafford. Dari pemain yang dulu di elu-elukan dengan nyanyian khas fans United, kini Garnacho berpotensi di cemooh dan di anggap sebagai ‘pengkhianat’.
Dari Idola ke Pengkhianat

Selebrasi gelandang Manchester United, Alejandro Garnacho setelah mencetak gol pertama timnya ke gawang Manchester City pada laga final Piala FA 2023/2024 di Wembley Stadium, London, Sabtu (25/5/2024). (AP Photo/Kin Cheung)
Alejandro Garnacho sempat menjadi salah satu pemain muda kesayangan publik Old Trafford. Ia bahkan mendapat penghormatan khusus lewat adaptasi chant ‘Viva Ronaldo’ yang di ganti namanya menjadi ‘Viva Garnacho’.
Namun, status istimewa itu runtuh seiring dengan sikapnya yang kerap di anggap egois dan merugikan tim.
Garnacho menjadi pemain pertama dari kelompok ‘pasukan bom’ Ruben Amorim yang angkat kaki. Bersama Marcus Rashford, Jadon Sancho, Antony, dan Tyrell Malacia, ia sempat di asingkan lantaran meminta pindah.
Bagi Amorim, bakat Garnacho tidak sebanding dengan egonya, sehingga keputusan untuk melepas sang winger muda di anggap tidak perlu di sesali.
Awal Keretakan dengan Amorim

Gol kemenangan di cetak oleh gol cepat Alejandro Garnacho saat pertandingan baru berjalan 49 detik, lalu di ikuti dua gol Rasmus Hojlund. (AFP/Oli Scarff)
Ketegangan antara Garnacho dan Amorim mulai terlihat sejak Desember lalu. Ia di coret dari skuad dalam derby Manchester, tak lama setelah tampil mengecewakan di Liga Europa.
Walau sempat kembali ke susunan pemain, Garnacho tidak pernah benar-benar mendapat kepercayaan penuh dari Amorim.
Puncak keretakan terjadi saat final Liga Europa musim lalu. Garnacho yang tidak masuk starter melampiaskan kekecewaannya secara terbuka di media sosial.
Sikap provokatif itu membuat Amorim mencoretnya dari laga terakhir musim, sebelum kemudian membuka jalan bagi kepindahannya ke Chelsea. Bagi United, keputusan itu bukan kerugian besar, justru langkah untuk menjaga keharmonisan ruang ganti.
Tantangan Baru di Chelsea

Tato karakter dari serial TV Prison Break milik pemain Argentina, Alejandro Garnacho saat laga FIFA Matchday melawan Timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Senin (19/06/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Kini, Garnacho berada di bawah asuhan Enzo Maresca. Sang pelatih di yakini akan berusaha menaklukkan ego besar winger muda tersebut dan mengubahnya menjadi pemain yang lebih disiplin.
Namun, publik Old Trafford tampaknya belum siap melupakan luka lama. Pertandingan Sabtu nanti akan menjadi ujian mental bagi Garnacho.
Dari sorakan hingga ejekan, semua kemungkinan bisa terjadi saat ia kembali ke stadion yang pernah menjadi rumahnya. Satu hal yang pasti, kembalinya Garnacho ke Old Trafford akan menjadi salah satu drama terbesar di awal musim Premier League 2025/2026.